Makalah Pendidikan Agama Islam
Tentang
Taqwa
Disusun Oleh :
Rizky
Eka Nugraha (43) 1116210188
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Penulis ucapkan kepada Allah SWT yang
mana sampai saat ini kami masih diberi-Nya nikmat sehat dan kesempatan sehingga
dapat menyelesaikan Makalah tugas Pendidikan Agama Islam yang berjudul “TAQWA”.
Sholawat
beserta salam tak henti-hentinya dan tetap tersanjung kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, yang mana telah mengeluarkan khususnya kaum Quraisy dari zaman
Jahiliyah umumnya kaum muslim berikutnya hingga kita semua di zaman modern saat
ini.
Banyak
kesulitan dan hambatan yang Penulis hadapi dalam membuat tugas mandiri ini.
Tapi dengan semangat dan kegigihan serta arahan dari berbagai pihak akhirnya
Penulis mampu menyelesaikan tugas mandiri ini dengan baik.
Penulis
menyimpulkan bahwa tugas mandiri ini masih belum sempurna. Oleh karena itu
Penulis menerima saran dan kritik guna kesempurnaan tugas mandiri ini dan
semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Jakarta, 13 Desember 2016
Penyusun
Daftar Isi
Halaman Judul ................................................................................... i
Kata Pengantar ................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................... iii
BAB I : Pendahuluan
A. Latar belakang ................................................................................... 1
B. Permaasalahan ................................................................................... 2
BAB II : Pembahasan
A. Pengertian Taqwa ................................................................................... 3
B. Karakteristik ................................................................................... 5
C. Cara Mencapai ...................................................................................
7
BAB III i Penutup
A. Simpulan ................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Taqwa adalah kumpulan semua kebaikan yang
hakikatnya merupakan tindakan seseorang untuk melindungi dirinya dari hukuman
Allah dengan ketundukan total kepada-Nya. Asal usul taqwa adalah menjaga dari
kemusyrikan dosa dari kejahatan dan hal-hal yang meragukan ( syubhat ).
Tawa adalah bentuk peribadatan kepada Allah
seakan-akan kita melihat-Nya dan jika kita tidak mmelihat-Nya maka ketahuilah
Dia melihat kita. Taqwa adalah tidak terus menerus melakukan maksiat dan tidak
terperdaya dengan kesesatan. Taqwa kepada Allah adalah jika dalam pandangan
Allah seseorang berada dalam keadaan tidak melakukan apa yang dilarang-Nya dan
melakukan yang diperintah oleh-Nya.
Taqwa merupakan hal yang sering diingatkan oleh
para ulama termasuk para khotib yang selalu membacakan surat Ali Imran ayat 102
yang berisi seruan untuk bertaqwa yang dibacakan pada khutbah pertama
Umar bin Abdul Aziz rahimakumullah juga
menegaskan bahwa “ketaqwaan bukanlah menyibukkan diri dengan perkara yang
sunnah namun melalaikan yang wajib”. Beliau melanjutkan “ Ketaqwaan kepada
Allah bukan sekedar dengan berpuasa di siang hari, sholat malam dan
menggabungkan antara keduanya. Akan tetapi hakikat ketaqwaan kepada Allah
adalah meninggalkan segala yang diharamka Allah dan melaksanakan segala yang
diwajibkan Allah. Barangsiapa yang setelah menunaikan hal itu dikaruniai amal
kebaikan maka itu adalah kebaikan diatas kebaikan.
B.
Rumusan Masalah
1)
Apa itu taqwa ?
2)
Bagaimana ciri-ciri orang bertaqwa ?
3)
Bagaimana cara mencapai ketaqwaan ?
C.
Tujuan Penulisan
1)
Ingin mengetahui apa itu taqwa
2)
Ingin mengetahui bagaimana ciri-ciri oranf bertaqwa
3)
Ingin mengetahui bagaimana cara mencapai ketaqwaan
BAB II
Pembahasan
A.
Pengertian
Taqwa
Taqwa/Takwa dalam bahasa Arab memikiki arti memelihara
diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya.
Pengertian Taqwa secara Etimologi
Taqwa berasal dari kata “waqi-yaqi-wiqayah”yang
artinya memelihara,menjaga
diri,menghindari
dan menjauhi”.
“Memelihara
diri dalam menjalani hidup sesuai dengan tuntunan/petunjuk Allah”.
Pengertian Taqwa secara Terminologi
Taqwa adalah takut kepada Allah berdasarkan kesadaran dengan
mengerjakan segala perintah-nya dan tidak melanggar dengan menjauhi segala
larangan-Nya serta takut terjerumus dalam perbuatan dosa.
Taqwa juga berasal bahasa Arab yaitu “Waqa”.Waqa
berarti melindungi sesuatu, memelihara dan melindunginya dari berbagai hal yang
membahayakan dan merugikan.
Taqwa menurut Ibn Abbas “Takut
berbuat syirik kepada Allah dan selalu mengerjakan ketaatan kepadanya.”
Al-Qur’an menyebutkan, taqwa itu
adalah beriman kepada yang gaib(Yang Mahagaib:Allah SWT),Hari Akhir,mendirikan
shalat,mengeluarkan zakat, beriman kepada kitab-kitab Allah,dengan menjadikan
Al-Qur’an sebagai pedoman dalam menjalankan hidupnya(QS.Al-Baqarah:2-7)
Beberapa Arti lain dari kata Taqwa adalah:
1.
Membangun suasana
yang sejahtera sesama manusia, memberentas segala tindakan buruk.
2.
Percaya pada yang
goib
3.
Menginfaqkan dari
apa yang dirizqikan oleh Allah.
4.
Percaya pada
Al-Qur’an dan kitab-kitab sebelumnya
5.
Mendirikan solat.
6.
Yakin pada hari
akhir.
7.
Pro kepada segala
hal yang positif,dan sangat anti kepada yang bersifat negatif.
8.
Ridho,menerima
dengan ikhlas atas hukum-hukum dan ketentuan Allah.
9.
Menjauhkan diri
dari segala perbuatan yang dibenci Allah.
B.
Karakteristik
Taqwa
Adapun
cirri-ciri atau karakteristik orang-orang yang bertaqwa itu adalah:
- Beriman kepada yang ghaib
ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَيۡبِ
“mereka
yang beriman kepada yang gaib”.
Beriman
kepada yang ghaib yaitu meyakini adanya wujud di luar jangkauan indera. Orang
yang mempunyai keyakinan seperti itu, akan mudah baginya membenarkan adanya
Pencipta alam semesta. Dan apabila Rasul menjelaskan adanya alam yang hanya
diketahui oleh Allah, seperti, Malaikat atau Hari Akhir, maka tidaklah sulit
baginya membenarkannya, karena telah meyakini kebenaran Nabi Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
- Mendirikan salat
وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ
“dan
menegakkan shalat”
Dalam
bahasa Arab, ash-shalah, berarti juga ad-dua’ (berdoa).
Berdoa kepada Allah, baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan atau dengan
keduanya, memberikan pengertian bahwa orang yang berdoa mempunyai keperluan
kepada-Nya sebagai rasa syukur terhadap kenikmatan yang telah dikaruniakan
kepadanya atau sebagai permohonan agar terhindar dari bencana.
3. Memberikan Infaq
وَمِمَّا رَزَقۡنَـٰهُمۡ يُنفِقُونَ
“dan
menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan”.
Rasyid
Ridha menyebutkan, huruf mim yang terdapat pada kalimat min
ma razaqnahum, mengandung makna ba’diyah (sebagian). Maka
nafkah yang diperintahkan untuk dikeluarkan hanyalah sebagian harta yang
dimiliki, tidak semuanya. Yang demikian itu dimaksudkan agar pemberian nafkah
itu dilakukan dengan ikhlas, hanya mencari keridaan Allah semata dan karena
bersyukur kepada Allah, bukan karena riya’ (pamer) atau mencari popularitas.
- Beriman kepada Kitab-kitab
Allah
وَٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِمَآ
أُنزِلَ إِلَيۡكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَ
“Mereka
juga beriman kepada kitab yang Kami turunkan kepadamu dan yang diturunkan
sebelum kamu”.
Menurut
Al-Maraghi, yang dimaksudkan dengan “Bima unzila ilaika”, ialah
Al-Qur’an dan penjelasan-penjelasan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Sebab penjelasan dari Nabi juga berdasarkan wahyu, sekalipun tidak termasuk
Al-Qur’an. Berdasarkan firman Allah :
وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلۡهَوَىٰٓ (٣) إِنۡ هُوَ إِلَّا وَحۡىٌ۬ يُوحَىٰ (٤
Artinya: “Dan ia tidak berkata menurut
keinginan hawa nafsunya. (perkataannya) tiada lain hanyalah wahyu yang
diwahyukan (kepadanya)”. (Q.S. An-Najm [53]: 3-4).
5. Yakin akan adanya Hari Akhir
وَبِٱلۡأَخِرَةِ هُمۡ يُوقِنُونَ
“mereka
juga yakin akan datangnya hari Akhirat”.
Yakin
ialah pembenaran dengan pasti yang tidak bercampur dengan keraguan sedikit pun.
Maka meyakini adanya kehidupan di Hari Akhir berarti membenarkan dengan pasti
adanya surga, neraka, balasan dan sebagainya yang terjadi di hari Akhir kelak.
C.
Cara Mencapai
Taqwa
Ada empat langkah untuk meraih taqwa:
Pertama adalah
meningkatkan jiwa al-kariem (dermawan). Hendaknya kita ringan tangan untuk membantu dan peduli
sesama, sangat dianjurkan bagi orang beriman untuk memperbanyak infaq, shadaqah
bahkan membayarkan zakat di bulan Ramadhan ini. Apakah dalam bentuk memberikan
makanan berbuka puasa kepada tetangga dan fakir miskin, memberikan pakaian baru
bagi mereka yang kekurangan, membayarkan zakat maal, zakat fithrah,
bayar fidyah dll.
Kedua, Pengendalian keinginan. Tidak semua keinginan harus diwujudkan saat itu juga, meskipun perbuatan itu halal. Seperti makan dan minum, materinya halal, perolehannya halal, namun kata Allah swt, jangan dimakan atau diminum sebelum maghrib tiba. Sebagai orang beriman tentu hal ini wajib kita patuhi. Jika dari sesuatu yang halal saja, kita telah mampu mengendalikan diri, apalagi terhadap hal-hal yang diharamkan Allah swt.
Ketiga, Perbanyak taubat. Tidak ada manusia yang luput dari dosa, dan sebaik-baik orang yang berdosa, mereka segera bertaubat dan tidak mengulangi lagi. Istighfar dan taubat kepada Allah swt, akan menciptakan jiwa inshaf, sadar bahwa kita makhluk yang lemah dan tidak bersih dari kesalahan. Jika berdosa kepada Allah, maka kita harus bertaubat. Namun jika kita bersalah kepada manusia, kita harus meminta maaf kepada yang bersangkutan.
Keempat, Menghidupkan hati. Memperbanyak shalat malam,
membaca Al-Qurán dan memahami maknanya, bermunajat di malam hari kepada
Allah, menyampaikan permohonan tentang keinginan-keinginan kita.
BAB III
Penutup
H. KESIMPULAN
Takwa adalah salah satu perintah Allah SWT yang banyak disebutkan dalam
Al-Qur`an (208 ayat, 226 kata) dan Al-Hadits, mengingat hal tersebut merupakan
salah satu kunci untuk menggapai rahmat Allah SWT, guna menggapai kebahagiaan
di dunia dan akhirat.
Melalui Al-Qur`an-Nya, Allah SWT juga menjelaskan bahwa balasan bagi
orang-orang yang bertakwa tidak hanya dapat dirasakan di akhirat kelak, tetapi
buahnya dapat pula dinikmati sejak kita masih hidup. Bahkan dalam Surah
Ath-Thalaq Allah SWT mengemukakan bahwa takwa merupakan solusi dari berbagai
himpitan hidup yang menghimpit. Dan di akhirat kelak mereka akan memasukisurga
yang luasnya seluas langit dan bumi (lihat QS. Ali Imran [3]: 133)
Taqwa diperoleh dari ibadah yang ikhlas dan lurus kepada Allah SWT..
Orang-orang yang bertaqwa akan mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT.. Firman
Allah swt. yang bermaksud: “Wahai seluruh
manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang lelaki dan
seorang perempuan, dan Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku,
agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu di sisi
Allah adalah yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal” (Al-Hujurat: 13)
Kemuliaan bukan terletak samada dia lelaki atau perempuan, kehebatan suku
bangsa dan warna kulit, namun kerana ketaqwaannya. Mereka yang bertaqwa adalah
orang yang senantiasa beribadah dengan rasa cinta, penuh harap kepada Allah,
takut kepada azabNya, ihsan dalam beribadah, khusyuk dalam pelaksanaannya,
penuh dengan doa. Allah swt. Juga menyebutkan bekal hidup manusia dan pakaian yang terbaik adalah taqwa.
I. SARAN
Takwa merupakan wasiat Allah kepada seluruh umat, baik generasi pertama
maupun generasi akhir. Allah Ta’ala berfirman, “Dan kepunyaan Allah-lah apa
yang ada dilangit dan yang dibumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada
orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu, dan (juga) kepada kamu; bertakwalah
kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir, maka (ketahuilah) sesungguhnya apa yang
di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah, dan Allah Maha Kaya
lagi Maha Terpuji.” (QS. An-Nisa: 131)
Allah Ta’ala berfirman,
Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus
kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya. (Ath-Thalaq
[65]:5)
Takwa kepada Allah merupakan salah satu sebab utama dihapuskannya dosa
manusia. Di samping itu, takwa juga menjadi sebab diraihnya pahal yang besar
dan masuknya seseorang ke dalam surga.
Penulis mintak maaf jika dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan
kata dan makalah ini jauh dari kata sempuna, semoga bermanfaat
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar