Selasa, 07 Maret 2017

Makalah Taqwa

Makalah Pendidikan Agama Islam
Tentang
Taqwa




Disusun Oleh :
Rizky Eka Nugraha (43) 1116210188





KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Penulis ucapkan kepada Allah SWT yang mana sampai saat ini kami masih diberi-Nya nikmat sehat dan kesempatan sehingga dapat menyelesaikan Makalah tugas Pendidikan Agama Islam yang berjudul “TAQWA”.
            Sholawat beserta salam tak henti-hentinya dan tetap tersanjung kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang mana telah mengeluarkan khususnya kaum Quraisy dari zaman Jahiliyah umumnya kaum muslim berikutnya hingga kita semua di zaman modern saat ini.
            Banyak kesulitan dan hambatan yang Penulis hadapi dalam membuat tugas mandiri ini. Tapi dengan semangat dan kegigihan serta arahan dari berbagai pihak akhirnya Penulis mampu menyelesaikan tugas mandiri ini dengan baik.
            Penulis menyimpulkan bahwa tugas mandiri ini masih belum sempurna. Oleh karena itu Penulis menerima saran dan kritik guna kesempurnaan tugas mandiri ini dan semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.



Jakarta, 13 Desember 2016



Penyusun


Daftar Isi

Halaman Judul                        ...................................................................................  i
Kata Pengantar                       ...................................................................................  ii
Daftar Isi                     ...................................................................................  iii

BAB I : Pendahuluan
A.    Latar belakang            ...................................................................................  1
B.     Permaasalahan ...................................................................................  2

BAB II : Pembahasan
A.    Pengertian Taqwa        ...................................................................................  3
B.     Karakteristik   ...................................................................................  5
C.     Cara Mencapai            ...................................................................................  7

BAB III i Penutup
A.    Simpulan                     ...................................................................................  9
B.     Saran               ...................................................................................  10

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................  11





BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Taqwa adalah kumpulan semua kebaikan yang hakikatnya merupakan tindakan seseorang untuk melindungi dirinya dari hukuman Allah dengan ketundukan total kepada-Nya. Asal usul taqwa adalah menjaga dari kemusyrikan dosa dari kejahatan dan hal-hal yang meragukan ( syubhat ).
Tawa adalah bentuk peribadatan kepada Allah seakan-akan kita melihat-Nya dan jika kita tidak mmelihat-Nya maka ketahuilah Dia melihat kita. Taqwa adalah tidak terus menerus melakukan maksiat dan tidak terperdaya dengan kesesatan. Taqwa kepada Allah adalah jika dalam pandangan Allah seseorang berada dalam keadaan tidak melakukan apa yang dilarang-Nya dan melakukan yang diperintah oleh-Nya.
Taqwa merupakan hal yang sering diingatkan oleh para ulama termasuk para khotib yang selalu membacakan surat Ali Imran ayat 102 yang berisi seruan untuk bertaqwa yang dibacakan pada khutbah pertama
Umar bin Abdul Aziz rahimakumullah juga menegaskan bahwa “ketaqwaan bukanlah menyibukkan diri dengan perkara yang sunnah namun melalaikan yang wajib”. Beliau melanjutkan “ Ketaqwaan kepada Allah bukan sekedar dengan berpuasa di siang hari, sholat malam dan menggabungkan antara keduanya. Akan tetapi hakikat ketaqwaan kepada Allah adalah meninggalkan segala yang diharamka Allah dan melaksanakan segala yang diwajibkan Allah. Barangsiapa yang setelah menunaikan hal itu dikaruniai amal kebaikan maka itu adalah kebaikan diatas kebaikan.


B.   Rumusan Masalah
1)    Apa itu taqwa ?
2)    Bagaimana ciri-ciri orang bertaqwa ?
3)    Bagaimana cara mencapai ketaqwaan ?

C.    Tujuan Penulisan
1)      Ingin mengetahui apa itu taqwa
2)      Ingin mengetahui bagaimana ciri-ciri oranf bertaqwa
3)      Ingin mengetahui bagaimana cara mencapai ketaqwaan
















BAB II
Pembahasan

A.                        Pengertian Taqwa

Taqwa/Takwa dalam bahasa Arab memikiki arti memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Pengertian Taqwa secara Etimologi
Taqwa berasal dari kata “waqi-yaqi-wiqayah”yang artinya memelihara,menjaga
diri,menghindari dan menjauhi”.
“Memelihara diri dalam menjalani hidup sesuai dengan tuntunan/petunjuk Allah”.
Pengertian Taqwa secara Terminologi
Taqwa adalah takut kepada Allah berdasarkan kesadaran dengan mengerjakan segala perintah-nya dan tidak melanggar dengan menjauhi segala larangan-Nya serta takut terjerumus dalam perbuatan dosa.
Taqwa juga berasal bahasa Arab yaitu “Waqa”.Waqa berarti melindungi sesuatu, memelihara dan melindunginya dari berbagai hal yang membahayakan dan merugikan.
            Taqwa menurut Ibn Abbas “Takut berbuat syirik kepada Allah dan selalu mengerjakan ketaatan kepadanya.”
            Al-Qur’an menyebutkan, taqwa itu adalah beriman kepada yang gaib(Yang Mahagaib:Allah SWT),Hari Akhir,mendirikan shalat,mengeluarkan zakat, beriman kepada kitab-kitab Allah,dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam menjalankan hidupnya(QS.Al-Baqarah:2-7)


Beberapa Arti lain dari kata Taqwa adalah:
1.      Membangun suasana yang sejahtera sesama manusia, memberentas segala tindakan buruk.
2.      Percaya pada yang goib
3.      Menginfaqkan dari apa yang dirizqikan oleh Allah.
4.      Percaya pada Al-Qur’an dan kitab-kitab sebelumnya
5.      Mendirikan solat.
6.      Yakin pada hari akhir.
7.      Pro kepada segala hal yang positif,dan sangat anti kepada yang bersifat negatif.
8.      Ridho,menerima dengan ikhlas atas hukum-hukum dan ketentuan Allah.
9.      Menjauhkan diri dari segala perbuatan yang dibenci Allah.











B.                       Karakteristik Taqwa
Adapun cirri-ciri atau karakteristik orang-orang yang bertaqwa itu adalah:
  1. Beriman kepada yang ghaib
ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡغَيۡبِ
“mereka yang beriman kepada yang gaib”.
Beriman kepada yang ghaib yaitu meyakini adanya wujud di luar jangkauan indera. Orang yang mempunyai keyakinan seperti itu, akan mudah baginya membenarkan adanya Pencipta alam semesta. Dan apabila Rasul menjelaskan adanya alam yang hanya diketahui oleh Allah, seperti, Malaikat atau Hari Akhir, maka tidaklah sulit baginya membenarkannya, karena telah meyakini kebenaran Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.


  1. Mendirikan salat
وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ
“dan menegakkan shalat”
Dalam bahasa Arab, ash-shalah, berarti juga ad-dua’ (berdoa). Berdoa kepada Allah, baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan atau dengan keduanya, memberikan pengertian bahwa orang yang berdoa mempunyai keperluan kepada-Nya sebagai rasa syukur terhadap kenikmatan yang telah dikaruniakan kepadanya atau sebagai permohonan agar terhindar dari bencana.
3.      Memberikan Infaq
وَمِمَّا رَزَقۡنَـٰهُمۡ يُنفِقُونَ
“dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan”.
Rasyid Ridha menyebutkan, huruf mim yang terdapat pada kalimat min ma razaqnahum, mengandung makna ba’diyah (sebagian). Maka nafkah yang diperintahkan untuk dikeluarkan hanyalah sebagian harta yang dimiliki, tidak semuanya. Yang demikian itu dimaksudkan agar pemberian nafkah itu dilakukan dengan ikhlas, hanya mencari keridaan Allah semata dan karena bersyukur kepada Allah, bukan karena riya’ (pamer) atau mencari popularitas.


  1. Beriman kepada Kitab-kitab Allah
وَٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبۡلِكَ
“Mereka juga beriman kepada kitab yang Kami turunkan kepadamu dan yang diturunkan sebelum kamu”.
Menurut Al-Maraghi, yang dimaksudkan dengan “Bima unzila ilaika”, ialah Al-Qur’an dan penjelasan-penjelasan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Sebab penjelasan dari Nabi juga berdasarkan wahyu, sekalipun tidak termasuk Al-Qur’an. Berdasarkan firman Allah :
 وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلۡهَوَىٰٓ (٣إِنۡ هُوَ إِلَّا وَحۡىٌ۬ يُوحَىٰ (٤
Artinya:Dan ia tidak berkata menurut keinginan hawa nafsunya. (perkataannya) tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)”. (Q.S. An-Najm [53]: 3-4).
5.      Yakin akan adanya Hari Akhir
وَبِٱلۡأَخِرَةِ هُمۡ يُوقِنُونَ
“mereka juga yakin akan datangnya hari Akhirat”.
Yakin ialah pembenaran dengan pasti yang tidak bercampur dengan keraguan sedikit pun. Maka meyakini adanya kehidupan di Hari Akhir berarti membenarkan dengan pasti adanya surga, neraka, balasan dan sebagainya yang terjadi di hari Akhir kelak.

C.                      Cara Mencapai Taqwa

Ada empat langkah untuk meraih taqwa:
Pertama adalah meningkatkan jiwa al-kariem (dermawan). Hendaknya kita ringan tangan untuk membantu dan peduli sesama, sangat dianjurkan bagi orang beriman untuk memperbanyak infaq, shadaqah bahkan membayarkan zakat di bulan Ramadhan ini. Apakah dalam bentuk memberikan makanan berbuka puasa kepada tetangga dan fakir miskin, memberikan pakaian baru bagi mereka yang kekurangan,  membayarkan zakat maal, zakat fithrah, bayar fidyah dll.

Kedua
, Pengendalian keinginan. Tidak semua keinginan harus diwujudkan saat itu juga, meskipun perbuatan itu halal. Seperti makan dan minum, materinya halal, perolehannya halal, namun kata Allah swt, jangan dimakan atau diminum sebelum maghrib tiba. Sebagai orang beriman tentu hal ini wajib kita patuhi. Jika dari sesuatu yang halal saja, kita telah mampu mengendalikan diri, apalagi terhadap hal-hal yang diharamkan Allah swt.

Ketiga
, Perbanyak taubat. Tidak ada manusia yang luput dari dosa, dan sebaik-baik orang yang berdosa, mereka segera bertaubat dan tidak mengulangi lagi. Istighfar dan taubat kepada Allah swt, akan menciptakan jiwa inshaf, sadar bahwa kita makhluk yang lemah dan tidak bersih dari kesalahan. Jika berdosa kepada Allah, maka kita harus bertaubat. Namun jika kita bersalah kepada manusia, kita harus meminta maaf kepada yang bersangkutan.
Keempat, Menghidupkan hati. Memperbanyak shalat malam, membaca Al-Qurán dan memahami maknanya, bermunajat di malam hari kepada Allah, menyampaikan permohonan tentang keinginan-keinginan kita.










BAB III
Penutup
H.    KESIMPULAN
Takwa adalah salah satu perintah Allah SWT yang banyak disebutkan dalam Al-Qur`an (208 ayat, 226 kata) dan Al-Hadits, mengingat hal tersebut merupakan salah satu kunci untuk menggapai rahmat Allah SWT, guna menggapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Melalui Al-Qur`an-Nya, Allah SWT juga menjelaskan bahwa balasan bagi orang-orang yang bertakwa tidak hanya dapat dirasakan di akhirat kelak, tetapi buahnya dapat pula dinikmati sejak kita masih hidup. Bahkan dalam Surah Ath-Thalaq Allah SWT mengemukakan bahwa takwa merupakan solusi dari berbagai himpitan hidup yang menghimpit. Dan di akhirat kelak mereka akan memasukisurga yang luasnya seluas langit dan bumi (lihat QS. Ali Imran [3]: 133)
Taqwa diperoleh dari ibadah yang ikhlas dan lurus kepada Allah SWT.. Orang-orang yang bertaqwa akan mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT.. Firman Allah swt. yang bermaksud: “Wahai seluruh manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang lelaki dan seorang perempuan, dan Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (Al-Hujurat: 13)
Kemuliaan bukan terletak samada dia lelaki atau perempuan, kehebatan suku bangsa dan warna kulit, namun kerana ketaqwaannya. Mereka yang bertaqwa adalah orang yang senantiasa beribadah dengan rasa cinta, penuh harap kepada Allah, takut kepada azabNya, ihsan dalam beribadah, khusyuk dalam pelaksanaannya, penuh dengan doa. Allah swt. Juga menyebutkan bekal hidup manusia dan pakaian yang terbaik adalah taqwa.

I.       SARAN
Takwa merupakan wasiat Allah kepada seluruh umat, baik generasi pertama maupun generasi akhir. Allah Ta’ala berfirman, “Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ada dilangit dan yang dibumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu, dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir, maka (ketahuilah) sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah, dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. An-Nisa: 131)
Allah Ta’ala berfirman,
Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya. (Ath-Thalaq [65]:5)
Takwa kepada Allah merupakan salah satu sebab utama dihapuskannya dosa manusia. Di samping itu, takwa juga menjadi sebab diraihnya pahal yang besar dan masuknya seseorang ke dalam surga.
Penulis mintak maaf jika dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan kata dan makalah ini jauh dari kata sempuna, semoga bermanfaat






DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar